Blog kali ini membahas Peralatan Dasar Laboratorium
Peralatan laboratorium sederhana yang biasa digunakan di laboratorium kimia dasar umumnya terdiri dari peralatan gelas yang sering digunakan dan sangat diperlukan sebagai sarana dan alat bantu untuk melakukan
percobaan sederhana.
Beberapa peralatan yang umum dipakai di laboratorium adalah :
• Gelas kimia (beaker glass) berbagai ukuran yang ditulis di bagian luar. Ukuran ini sesuai dengan kapasitas
penampungannya. Digunakan untuk menampung cairan atau larutan serta memanaskannya, dan terbuat
dari gelas tahan panas seperti pyrex.
• Erlenmeyer, sama seperti gelas kimia, namun karena berbentuk labu, erlenmeyer bisa digunakan untuk
mengaduk cairan melalui pengocokan, dan digunakan dalam titrasi. Untuk titrasi ini ada labu yang disebut
labu titrasi, yang bentuknya mirip erlenmeyer tetapi lehernya lebih lebar.
• Gelas ukur (Graduated cylinder), untuk mengukur volume cairan yang terdapat di dalamnya (berukuran),
juga terdiri dari berbagai macam ukuran/kapasitas.
• Pipet (pipette), untuk mengukur volume cairan yang kita ambil atau perlukan. Ada beberapa macam jenis
pipet, antara lain:
a. pipet seukuran (volumetric) digunakan untuk mengambil sejumlah volume cairan (dengan tepat);
b. pipet berukuran (graduated measuring) yang dapat mengatur jumlah volume cairan dengan teliti;
c. pipet tetes (dropping pipet) yang bisa mengambil sejumlah kecil cairan.
• Buret (burette), hampir sama seperti pipet berukuran, namun buret mempunyai kran untuk mengatur
keluarnya cairan sehingga kita tidak perlu membaca ukurannya setiap saat. Alat ini dilakukan untuk
melakukan titrasi.
• Tabung reaksi, terbuat dari gelas, berbagai macam ukuran yang menunjukkan kapasitasnya.
• Kaca arloji (watch glass), terbuat dari gelas bening dengan berbagi ukuran diameter, digunakan untuk
reaksi atau penguapan sederhana.
• Corong (funnel), terbuat dari gelas atau poselen, digunakan untuk menyaring secara gravitasi. Terdiri dari
corong tangkai panjang dan pendek.
• Corong buchner, sejenis corong yang terbuat dari porselen. Corong ini digunakan untuk penyaringan
cepat dengan penyedotan (suction) melalui penghisap/vacum, juga dilengkapi dengan labu hisapnya.
Banyak digunakan di laboratorium organic.
• Corong pisah (separating funnel), terbuat dari gelas, digunakan untuk memisahkan dua lapisan cairan
atau lebih, dalam cara pemisahan dengan teknik ekstraksi.
• Cawan, terbuat dari porselen, berbagai ukuran kapasitas digunakan untuk menguapkan larutan.
• Cawan krus (crucible), seperti cawan porselen hanya lebih tinggi ukurannya, digunakan untuk
menguapkan dilanjutkan pemijaran zat padatnya.
• Spatula, dengan berbagai ukuran, terbuat dari besi dan gelas, gunanya untuk mengambil zat padat.
• Kaca pengaduk, terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk larutan dalam labu.
• Kaki tiga, terbuat dari besi yang menyangga ring, digunakan untuk memanaskan.
Alat pembakar (bunsen)
Ada beberapa pembakar yang biasa digunakan di laboratorium, antara lain pembakar bunsen, mekeer dan
fisher, yang pada prinsipnya sama. Alat ini didesain agar lebih efisien dan efektif dalam penggunaanya, karena
kuantitas dan kualitas panas yang dihasilkannya bisa diatur dengan menggunakan kran penyalur gas
(kuantitas) dan keping udara (kualitas panas).
Kenalilah bau gas yang digunakan pada alat pembakar anda (Awas gas ini beracun)
Cara menyalakan dan mematikan pembakar bunsen :
1. Lihat posisi stop kran gas dari pusat gas yang ada di bawah meja
2. Membuka gas putar sampai lurus sejajar dengan pipa besi dan bila telah lurus, gas berarti sudah mengalir
3. Lihat posisi pengatur udara di bunsen (besi yang dapat diputar) jika kelihatan di bawah harus diputar
dengan dinaikkan terlebih dahulu.
4. Buka stop kran gas yang ada di atas meja sampai full, karena pengaturan api bukan dari stop kran
5. Segera siapkan korek api agar tidak terlalu lama waktu menyalakan api (tidak membuang gas)
6. Bila bunsen sudah menyala barulah pengatur udara diatur sedemikian rupa sampai api berwarna biru,
kurang lebih seperti semula karena bekas terpakai.
7. Bila terjadi kobaran api karena selang gas longgar tidak usah panik, matikan dengan memutar kran gas
yang di atas meja, maka api akan mati dengan sendirinya
8. Untuk mematikan bunsen, putar kembali stop kran gas di atas meja sampai full kembali. Jika tidak
tertutup full maka api akan mati tetapi gas masih mengalir dan menimbulkan bau gas
9. Jika api sudah mati semua, tutup kembali stop kran pusat (warna orange) yang dibawah meja.
Cara Memanaskan Cairan / Larutan
Secara umum anda harus sangat memahami segi keamanan yang meliputi tempat kerja, peralatan, zat, orang
disekitar dan tentu saja diri sendiri. Masalahnya, bagaimana memanaskan cairan dengan aman? Suatu hal
yang sebisa mungkin harus dihindari pada pemanasan cairan yaitu bumping (cairan menggelegak tiba-tiba).
a. Memanaskan cairan dalam tabung reaksi:
• Jangan mengarahkan mulut tabung reaksi kepada tetangga atau diri sendiri
• Jepitlah tabung di dekat mulutnya
• Miringkan ke arah yang aman, panaskan sambil sebentar-sebentar dikocok
• Lakukan pengocokan terus beberapa saat setelah api dijauhkan / tidak dipanaskan lagi
b. Memanaskan cairan dalam gelas kimia atau erlenmeyer, harus menggunakan :
1. Batang pengaduk
2. Batu didih
Untuk pemanasan menggunakan Erlenmeyer dapat dilakukan dengan cara memanaskan langsung di atas api
(untuk pelarut yang tidak mudah terbakar) sambil cairan digoyangkan/diputar dan sekali-kali diangkat bila
terasa sudah akan mendidih.Cara Membaca Volume Gelas Ukur
Gelas ukur atau labu ukur adalah alat untuk mengukur
jumlah cairan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena
itu skala 0 (dalam mililiter, mL) akan terletak di bagian
bawah. Masukkanlah jumlah zat cair yang akan diukur
volumenya, lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai
skala yang diinginkan. Yang penting disini adalah cara
membaca skala yakni harus dibaca tepat pada garis
singgung skala dengan bagian bawah meniskus cairan.
Meniskus adalah garis lengkung (untuk air akan
cekung) permukaan cairan akibat adanya gaya adhesi
atau kohesi zat cair dengan gelas.
Cara Menggunakan Buret
Buret adalah alat khusus di laboratorium kimia karena dari segi kegunaannya, buret merupakan gabungan
dari seluruh pipet. Buret memiliki kelebihan dibandingkan pipet berukuran, karena saat mengeluarkan cairan
tidak perlu diawasi skalanya. Alat ini digunakan untuk melakukan pekerjaan titrasi, yaitu cara penentuan
konsentrasi suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya dengan metode ekivalensi,
misalnya asam basa atau redoks.
Cara menyiapkan buret
Bagian dalam pipa buret harus bersih dan bebas lemak,
untuk itu harus dilakukan pencucian khusus. Kran ditutup
kemudian masukkan cairan/larutan dari atas melalui
corong gelas. Perhatikan apakah kran bocor, jika bocor,
buka dan oleskanlah sejumlah vaselin. Isi sampai melebihi
skala 0, lalu dengan membuka sedikit kran, atur
permukaan meniskus cairan menyinggung garis skala 0 mL
(bagian atas buret).
Cara menggunakan buret (dalam titrasi)
Siapkan labu titrasi yang telah diisi sejumlah larutan tertentu yang akan
ditentukan konsentrasinya juga dua hingga tiga tetes indikator. Pegang
kran buret dengan tangan kiri (bukan tangan kanan) dimana telapak
tangan menggenggam seluruh kran dan telunjuk-ibu jari bisa memutar
kran dari bagian dalam. Labu titrasi dipegang lehernya menggunakan
tangan kanan. Sambil menggoyangkan bagian bawah labu titrasi, kran
buret dibuka perlahan sampai mendekati titik ekivalen. Jika sudah dekat
titik ekivalensi, atur pengeluaran sedikit demi sedikit sampai menjelang
perubahan warna indikator, sebab setengah tetes pun akan sangat
berarti dalam menentukan titik akhir titrasi.
Cara Menggunakan Neraca
Neraca atau timbangan adalah alat untuk mengukur massa atau berat. Prinsip kerjanya adalah
kesetimbangan diantara dua piringan. Jenis neraca pada umumnya ditentukan oleh sensitifitas dan ketelitian,
necara teknis 0,1 - 0,001 gram, sedangkan neraca analitis < 0,0001 gram. Secara teknis, neraca sekarang
dibagi menjadi dua macam yaitu triple-beam balance (ayunan) dan top-loader balance (torsi), dan
pembacaannya secara elektrik atau digital.
Penggunaan neraca digital :
a. Siapkan neraca dan pastikan permukaan neraca bersih dari kotoran.
b. Letakkan objek yang ditimbang di bagian tengah neraca.
c. Tunggu sampai neraca menunjukkan angka yang stabil (tetap/tidak berubah, perubahan digit terakhir
masih diperbolehkan.
d. Bersihkan neraca setelah pemakaian.
Terima kasih sudah berkunjung di blog ku
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Hukum II Newton
HUKUM II NEWTON A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Untuk memverifikasi Hukum II Newton 2. Memahami Hukum II Newton B. ALAT DAN BAHAN 1. Type At...
-
LAPORAN FISIKA MOMEN INERSIA D I S U S U N Oleh : Nama : DESI KURNIA WATI NIM : 118180011 Prodi ...
-
Blog kali ini membahas tentang penuntun praktikum kimia dasar stoikiometri STOIKIOMETRI 2.1. RUMUS EMPIRIS Tujua...
-
BANDUL MATEMATIS A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengamati/menyelidiki gerak osilator harmonik pada bandul matematis 2. Menerapkan hukum Hooke un...
No comments:
Post a Comment